Ahmad Akbar
UPTD SPF SMP Negeri 4 Gunung Meriah
Proses menggerakkan komunitas belajar ini bermula dari pertanyaan rekan-rekan guru di sekolah saya, dan pertanyaan pengunjung acara Lokakarya Panen Hasil Belajar CGP Angkatan 6 (7 Mei 2023) kepada kami tentang Kurikulum Merdeka. Namun kami tidak dapat menjelaskan tentang itu semua dan hanya dapat menjelaskan merdeka belajar sebagai proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Sebagaimana yang kami pelajari dari modul-modul PGP. Namun salah seorang GP kami yang merupakan seorang ko-kapten PMM, selalu menyarankan pengunjung yang bertanya untuk belajar di PMM tentang Kurikulum Merdeka. Ini membuat saya kembali teringat dengan kegiatan sosialisasi PMM yang pernah saya ikuti. Beberapa hari setelahnya, saya kembali membuka akun PMM. Saya pun memahami maksud perkataan teman saya tentang PMM dan Kurikulum Merdeka. Menyadari betapa pentingnya guru-guru belajar di PMM untuk dapat memahami Kurikulum Merdeka. Rangkaian peristiwa di atas kemudian menghadirkan kesadaran serta ide bahwa saya dan kami (Guru Penggerak) harus mampu memanfaatkan PMM.
Beberapa hari kemudian, selaku koordinator rekan-rekan GP, saya menjumpai Kabid GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil. Menyampaikan dan mendiskusikan ide tentang kegiatan workshop GP belajar PMM. Kemudian bersama seorang GP, kami menjumpai Kasie. Mutu Guru Cabdin Pendidikan Aceh Wil. Aceh Singkil – Subulussalam tentang ide tersebut. Mereka ternyata sangat setuju. Saya pun menginisiasi pertemuan virtual dengan rekan-rekan GP, mendiskusikan ide tersebut dan beberapa hal lainnya. Bersama-sama kami merancang kegiatan tersebut. Akhirnya kami melaksanakan kegiatan workshop mandiri tentang pemanfaatan PMM, bersama rekan GP (sang ko-kapten PMM) sebagai narasumbernya selama 2 hari. Atas semangat kebersamaan, serta dukungan pihak Dinas Pendidikan dan Cabdin Aceh Singkil, kegiatan belajar pemanfaatan PMM GP terlaksana. Selanjutnya kami para GP, terus melakukan pembelajaran mandiri. Baik tentang PMM, juga tentang Kurikulum Merdeka di PMM.
Tahap selanjutnya kami melaksanakan kegiatan berbagi dengan rekan-rekan guru di sekolah kami masing-masing. Ini ternyata diketahui kepada rekan-rekan guru dari sekolah lain. Kami pun mulai diminta menjadi narasumber belajar PMM dan Kurikulum Merdeka oleh beberapa sekolah awalnya. Hingga sekarang, gerakan belajar itu terus berjalan. Jumlah sekolah-sekolah yang belajar PMM dan Kurikulum Merdeka semakin bertambah banyak. Bahkan beberapa sekolah dan KKG sudah menjadikan kegiatan guru belajar sebagai program rutin kelompok belajar sekolah.
Guru Penggerak (PGP) mulai memberi pengaruh bagi pergerakan pendidikan di Kabupaten Aceh Singkil. Baik langsung maupun tidak langsung. Gerakan GP cukup berpengaruh terhadap geliat gerakan komunitas belajar yang mulai kembali berdenyut. Dahulu gerakan komunitas belajar hanya terfokus pada MGMP dan KKG yang terasa sudah seperti mati suri. Sekarang gerakan komunitas belajar itu sudah mulai kembali hidup dan lebih mengakar dalam gerakan komunitas belajar di sekolah-sekolah.
Posting Komentar